1. PERBEDAAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
Sikap yang negatif
terhadap sesuatu.disebut
prasangka. Walaupundapat
kita garis bawahi bahwa prasangkadapat juga dalamdalam pengertian
positf. Tulisan ini lebih banyak membicarakan prasangka dalam dalam pengertian
negatif.Tidak sedikit orang-orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar untuk berprasangka. Mengapa terjadi perbedaan cukup menyolok?
Tampaknya kepribadian dan intelekgensia, juga faktor lingkungan cukup berkaitan
dengan munculnya prasangka.
Namun demikian
belum jelas benar ciri-ciri kepribadian mana yang membuat seseorang mudah berprasangka. Sementara pendapat
menyebutkan bahwa orang yang berintelekgensi tinggi.
lebih sukar untuk
bersikap berprasangka.
Mengapa? Karena orang-orang macam ini bersifatdan bersikap kritis.
Tetapi fakta-fakta dalam kehidupan sehari-hari menunjukkan bahwa mereka yang tergolongdatum jajaran
kaum cendekiawan, juga para pemimpim dan negarawan juga bisa berprasangka. Bahkan lahirnya
senjata-senjata antarbenua (Inter Continental Balistic Missile ICBM) adalah suatu buah
pransangka yang berlebihan dari para pemimpin, negarawan negara-negara adikuasa (superpower)? Bukankah
pemasangan rudal-rudal jarak pendek milik Amerika
Serikat didaratan Eropa Barat adalah suatu
manifestasidari prasangka Amerika Serikat terhadap
rivalnya yaitu Uni Sovyet.
Seorang yang
mempunyai prasangka rasial,
biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak
diskriminatif tanpa berlatar
belakang pada suatu prasangka.
Demikian juga sebaliknya, seseorang yang berprasangka dapat saja berprilaku tidak diskriminatif. Di Indonesia kelompok
keturunan Dalam kondisi persaingan untuk mencapai akumulasi materiil tertentu,
atau untuk meraih status sosial
bagi suatu individu
atau kelompok sosial tertentu, pada suatu lingkungan/wilayahdi mana norma-normadan tata hukum
dalam kondisi goyah,dapat merangsang munculnya prasangkadan diskriminasi dapat dibedakan
dengan jelas. Prasangka
bersumber dari suatu
sikap. Diskriminasi menunjuk kepada
suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap berprasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tidak dapat dipisahkan.
Cina sebagai
kelompok minoritas, sering menjadi sasaran rasial, walaupun secara yuridis telah menjadi
warga negara Indonesia dan dalam UUD 1945 Bab
X Pasal 27dinyatakan bahwa semua warga negara mempunyai kedudukan yang sama dalam hokum dan pemerintahan.
Sikap berprasangka jelas tidak adil, sebab sikap yang diambil
hanya berdasarkan pada pengalaman atau apa yang didengar. Lebih-lebih lagi bila
sikap berprasangka itu muncul dari jalan fikiran
sepintas, untuk kemudian disimpulkandan dibuat pukul rata sebagai sifatdari
seluruh anggota kelompok sosial tertentu. Apabila muncul suatu sikap berprasangka dan diskriminatif
terhadap kelompok sosial
lain, atau terhadap
suatu suku bangsa,
kelompok etnis tertentu, bisa jadi akan menimbulkan pertentangan-pertentangan sosial
yang lebih luas. Suatu contoh:
beberapa peristiwa yang semula menyangkut berapa orang saja, sering menjadi luas, melibatkan sejumlah
orang. Akan menjadi lebih riskan lagi apabila peristiwa
itu menjalar lebih luas, sehingga melibatkan orang-orang di suatu wilayah tertentu, yang diikutidengan tidakantindakan kekerasan dan destruktif dengan berakibat mendatangkan kerugian yang tidak kecil.
1. 1. SEBAB-SEBAB TIMBULNYA PRASANGKA DAN DISKRIMINASI
(a) Berlatar belakang
sejarah.
Orang" orang kuli putih di Amerika
Serikat berprasangka negatif terhadap
orang-orang Negro, berlatar
belakang pada sejarah
masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai
luau dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.
Walaupun reputasi dan prestasi orang-orang Negro dewasa ini cukup
dapat dibanggakan, terutama
dalam bidang olah raga, akan tetapi prasangka terhadap orang- orang Negro sebagai biang keladi
kerusuhan dan keonaran belum sirna sampai dengan generasi-generasi
sekarang ini.
(b) Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosio - kultural
dan situasional.
Suatu prasangka muncul
dan berkembang dari suatu individu
terhadap individu lain, atau terhadap kelompok
sosial tertentu manakala
terjadi penurunan status atau terjadi Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) oleh
pimpinan Perusahaan terhadap
karyawannya.
Pada sisi lain prasangka bisa berkembang lebih jauh, sebagai akibat adanya jurang pemisah antara kelompok
orang-orang kaya dengan
golongan orang-orang miskin.
Marta kekayaan orang-orang kaya barn, diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat
dari usaha-usaha yang tidak halal.
Antara
lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang
sebagai pejabat dan lain sebagainya.
(c). Bersumber
dari faktor kepribadian.
Keadaan frustrasi dari beberapa orang atau kelompok
sosial tertentu merupakan kondisi yang cukup untuk menimbulkan tingkah laku agresif. Para ahli beranggapan bahwa prasangka
lebih dominau disebabkan tipetiepe kepribadian orang-orang tertentu. Tipe authoritarian personality adalah sebagai ciri keperibadian seseorang yang penuh prasangka, dengan ciri-ciri bersifat konservatif dan bersifat tertutup.
(d). Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
Risa ditambah lagi dengan perbedaan
pandangan politik, ekonomi
dan ideologi.
Prasangka yang berakar
dari hal-hal tersebut
di alas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka
yang bersifat universal. Reberapa diantaranya : Konflik
Irlandia Utara-Irlandia Selatan,
Konflik antara golonganb keturunan Yunani-Turki di Cyprus dan perang Iran-Irak
berakar dari latar belakang adanya prasangka agama/kepercayaan agama. Perang
Vietnam, pendudukan Afganistan oleh Uni Sovyet,
konflik-konflik dilingkungan negara-negara Amerika Tengah dan Afrika lebih banyak
bermotifkan ideologi, politik
dan strategi politik
global. Munculnva kelompok-kelompok ekonomi,
berdirinya fakta-fakta pertahanan
seperti NATO atau SEATO adalah contoh-contoh jelas dan
gamblang berakar dari adanya suatu prasangkadan adanya politik global dari negara-negara adikuasa.
1.2. DAYA UPAYA UNTUK MENGURANGI/MENGHILANGKAN PRASANGKA DAN DISKRIMINASI.
a. Perbaikan kOndisi
sosial ekonomi.
Pemerataan pembangunan dan usaha peningkatan pendapatan bagi
warga negara Indonesia yang masih tergolong
di bawah garis kemiskinan akan mengurangi adanya
kesenjangan-kesenjangan sosial
anatar si kaya dan si ml.skin.
Melalui
pelaksanaan program-program pembangunan yang mantap yang didukung
oleh lembaga-lembaga ekonomi
pedesaan seperti BUUD dan KUD. Juga melalui program
Kredit Candak
Kulak(KCK), Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP),
dan dalam sektor
pertanian dengan program
Intensifikasi Khusus(Insus), Proyek Perkebunan Inti Rakyat(PIR), Juga Proyek
Tebu Rakyatdiperkirakan golongan ekonomi lemah lambat laun akan
dapat menikmati usaha-usaha pemerintah dalam perbaikan sektor perekonomian.
Dengan begitu prasangka-prasangka ketidak adilan dalam sektor
perekonomian antara kelompok
kuat dan kelompok ekonomi lemah sedikit banyak dapat dikurangi
dan akhirnya akan sirna. Pada sisi lain mereka yang
tergolongdalam kelompok ekonomi kuat,
barns selalu menyadari
bahwa kesenjangan sosial yang
berkepanjangan antara kelompok
ekonomi kuat dengan
kelompok ekonomi lemah yang mayoritas itu, akan menjadi
titik rawan.
Oleh Karena itu upaya pendekatan, rasa kebersamaan dan kerja sama yang saling menguntungkan antara
kelompok ekonomi kuat dengan
kelompok masyarakat ekonomi
lemah adalah usaha yang sungguhsungguh bijaksana. Realisasi adanya bapak angkatdalam rangka kerja sama saling menguntungkan antara pemilik modal terbatas, sedikit banyak akan memperkokoh solidaritas sosial, memperkokoh rasa kebersamaan yang lebih akrab.
Melalui usaha-usaha peningkatan perekonomian yang dilaksanakan melalui program-program
pemerintahdan melalui usaha kerja sama antara pemilik modal kuat
dengan pemilik modal terbatas, diperhitungkan bahwa pemerrataan pembangunan dan peningkatan pendapatan perkapita akan meningkat.
Sejalan dengan itu diharapkan prasangka dan kesenjangan sosial antara kelompok ekonomi kuatdan kelompok ekonomi
lemah lambat laun akan lenyap.
Perluasan kesempatan be/ajar.
|
Adanya usaha-usaha pemerintah dalam perluasan kesempatan belajar bagi seluruh warganegara Indonesia, paling tidak dapat mengurangi prasangka bahwa
program pendidikan. terutama pendidikan tinggi hanya dapat dinikmati
oleh kalangan masyarakat menengah dan kalangan alas.
Mengapa `. Untuk mencapai jenjang
pendidikan tertentu di perguruan
tinggi memang mahal. disamping itu hams memiliki
kemampuan otak dan modal. Mereka akan selalu tercecar
dan tersisih dalam persaingan memperebutkan bangku sekolah. Masih beruntung bagi mereka yang memi liki kemampuan otak. Jikadapat mencapai prestasi
tinggi dan dapatdipertahankan secara konsisten, beasiswa
yang aneka ragam itu dapat diraih dan kantongpun tidak akan kering
kerontang. Dengan memberi kesempatan luas untuk mencapai
tingkat pendidikan
|
dari tingkatdasar sampai perguruan tinggi bagi seluruh
warga negara Indonesia tanpa kecuali, prasangka
dan perasaan tidak adil pada sektor
pendidikan
cepat atau lambat
akan hilang lenyap.
Sikap terbuka
dan sikap lapang.
Hams selalu kita sadari bahwa berbagai tantangan
yang datang dari luar ataupun yang datang
dari dalam negeri. semuanya akan dapat
merongrong
keutuhan negara dan bangsa. Kebhinekaan masyarakat berikut sejumlah
nilai yang melekat,
merupakan basis empuk bagi
timbulnya prasangka, diskriminasi, dan keresahan. Berbagai ideologi secara historis pernah mendapat tempat dan
berkipra di republik ini, bukan mustahil akan mengambil manfaat
kemajemukan kultur, status dan kelas masyarakat. Bukan mustahil kalau mereka
memanfaatkan situasi berprasangka, resah, dan kemelut.
Apalagi dalam suasana
transisi masa satu asas, berbagai
pengaruh dan kemungkinan itu tidak boleh diremehkan
begitu saja. Sesungguhnya
idealisme paham kebangsaan yang mencanangkan persatuan dar kemerdekaan, telah menumbuhkan sikap kesepakatan, solidaritas loyalitas yang tinggi. Dengan berbagai sikap unggul
itu, diharapkan akan berkelanjutan dengan sikap saling percaya, saling menghargai,
menghormati dan menjauhkan diri dari sikap berprasangka. Dilandasi dengan
sikap"sikap tersebut di alas akan muncul
sikap terbuka, sikap lapang, untuk menerima kritik, suatu makna dari perbedaan pendapat yang wajar dalam kemajemukan masyarakat Indonesia Upaya menjalin komunikasi dua arah, Karena masing-musing hernial membuka diri untuk berdialog
antar golongan, antar kelompok sosial yang diduga berprasangka dengan
tujuan membina kesatuan
dan persatuan bangsa, adalah
suatu Cara yang sungguh bijaksana.
2. ETNOSENTRISME
Setiap suku bangsa atau ras tertentu akan memiliki ciri khas kebudayaan, yang sekaligus
menjadi kebanggaan mereka. Suku bangsa, ras tersebut dalam kehidupan sehari-hari bertingkah laku sejalan
dengan norma" norma, nilainilai yang terkandung dan tersirat dalam kebudayaan tersebut.
Suku bangsa,
ras tersebut cenderung menganggap kebudayaan mereka sebagai salah ssesuatu yang prima, lid, logis, sesuai dengan kodrat alam dan sebaginya. Segala
yang berbeda dengan
kebudayaan yang mereka
miliki, dipandang sebagai sesuatu
yang kurang baik, kurang estetis,
bertentangan dengan kodrat alam dan sebagainya. Hal-hat tersebut
di atas dikenal sebagai ETNOSENTRISME, yaitu suatu kecendrungan yang menganggap nilai"nilai dan norma"norma kebudayaannya sendiri sebagai suatu yang prima,
terbaik, mullah, dan dipergunakannya sebagai tolak ukur untuk menilai
dan membedakannya dengan
kebudayaan lain.
Etnosentrisme nampaknya merupakan gejala sosial yang universal, dan sikap yang demikian biasanya dilakukan secara tidak sadar. Dengan demikian etnosentrisme merupakan kecendrungan tak sadar untuk menginterpretasikan
atau menilai kelompok
lain dengan tolak ukur kebudayaannya sendiri. Sikap etnosentrisme dalam tingkah laku berkomunikasi nampak canggung, tidak luwes. Akibatnya etnosentrisme penampilan yang etnosentrik, dapat menjadi
penyebab utama
kesalah pahaman dalam berkomunikasi. Etnosentrisme dapat
dianggap sebagai sikap
dasar ideologi Chauvinisme pernah dianut oleh orangorang Jerman pada zaman Nazi Hitler. Mereka merasa dirinya superior, lebih unggul dari bangsa"bangsa lain, dan memandang
bangsa"bangsa lain sebagai inferior, lebih rendah,
nista dsb.