Minggu, 11 Oktober 2015






PEMUDA DAN SOSIALISASI



1.  Internalisasi Belajar dan Spesialisasi

Sebelum membicarakan internalisasi belajar dan spesialisasi.baiklah kami kutip sebuah artikel yang dimuat pada harian kompas,hari senin.tanggal 11 Februari 1985,sebagai berikut :

Seminar Tentang Remaja
Anomi Di Kalangan Remaja Akibat Kekaburan Norma
Jakarta Kompas
Masa remaja ialah masa transisi dan secara psikologis sangat problematis, masa ini memungkinkan remaja berada dalam keadaan tanpa norma, akibat kontradiksi norma maupun orientasi mendua. Kondisi ini juga memungkinkan mereka menjadi sasaran pengaruh media massa.
Demikian rangkuman pembicaraan dekan FISIP UI Dr.manasse malo.Ketua jurusan Psikologi Sosial UI Drs.Enoch Markum dan staf pengajar jurusan komunikasi massa Drs.Zulkarimen Nasution M.Sc dalam seminar ‘’Remaja dalam prospek perubahan sosial’’ di gedung sarwahita komplek UI Rawamangun.Seminar satu hari itu diadakan dalam rangka DIES NATALIS UNIVERSITAS INDONESIA ke 36.
Anomi, menurut Enoch Markus, muncul akibat keanekaragaman dan kekaburan norma. Masyarakat, yang diharapkan mampu memberi jawaban juga berada dalam keadaan transisi, sehingga tak mampu memberikan apa yang diinginkan remaja.
“Dalam keadaan bingung mereka berusaha mencari oegangan norma lain yang dapat mengisi kekosongan tersebut. Hal ini merupakan kesempatan yang memberi peluang pada penyimpangan”, ujar Enoch Markus.
                       
2.  Pemuda dan Identitas
Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya terbebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainnya. Lebih menarik lagi, generasi ini memiliki potensi yang melekat pada dirinya dan sangat penting sebagai sumber daya manusia.

Proses sosialisasi generasi muda adalah suatu proses yang menentukan kekmpuan diri mereka untuk menselaraskan diri di tengah-tengah kehidupan masyarakat.

a.         Pembinaan dan Pengembangan Generasi Muda
Landasan pola dasar pembinanaan dan pengembangan generasi muda :
1)      Landasan idiil                    : Pancasila
2)      Landasan kontitusional      : UUD 1945
3)      Landasan strategis             : garis besar haluan negara
4)      Landasan normatif             : etika, tata nilai dan tradisi luhur
5)      Landasan historis               : sumpah pemuda dan proklamasi kemerdekaan




          Dalam hal ini, pembinaan dan pengembangan generasi muda menyangkut dua pengertian pokok, yaitu :

1.  Generasi muda sebagai subjek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang telah memiliki bekal dan kemampuan serta landasan untuk mandiri dan ketrlibatannya pun secara fungsional bersama potensi lainnya guna menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi bangsa.

2. Generasi muda sebagai objek pembinaan dan pengembangan adalah mereka yang masih memerlukan pembinaan dan pengembangan kea rah pertumbuhan potensi dan kemampuan ketingkat yang optimal dan belum dapat bersikap mandiri yang melibatkan secara fungsional.
           
b.         Masalah dan Potensi Generasi Muda
Berbagai permasalah generasi muda yang muncul pada saat ini antara lain adalah:
1)      Menurunnya Idealisme, patriotisme, dan nasionalisme di kalangan generasi  muda
2)      Kekurang pastian yang dialami oleh generasi muda terhadap masa depannya.
3)      Belum seimbangnya antar jumlah generasi muda dengan fasilitas pendidikan  yang tersedia, baik formal maupun non formal.
4)      Kurangnya lapangan kerja /kesempatan kerja serta tingginya tingkat pengangguran / setengan pengangguran di kalangan generasi muda dan mengakibatkan berkurangnya produktivitas nasional dan memperlambat lajunya perkembangan pembangunan nasional.
5)      Kurangnya Gizi yang dapat menyebabkan hambatan bagi perkembangan kecerdasan dan pertumbuhan badan di kalangan generasi muda.
6)      Masih banyaknya perkawinan di bawah umur, terutama di kalangan masyarakat pedesaan.
7)      Pergaulan bebas yang membahayakan sendi-sendi perkawinan dan kehidupan berkeluarga.
8)      Meningkatnya kenakalan remaja termasuk penyalahgunaan narkotika.

Potensi pada generasi muda :
1)      Idealisme dan Daya Kritis
2)      Dinamika dan Kreatifitas
3)      Keberanian mengambil resiko
4)      Optimis dan kegairahan semangat
5)      Sikap kemandirian dan disiplin murni
6)      Terdidik 
7)      Keanekaragaman dalam Kesatuan dan Persatuan
8)      Patriotisme dan Nasionalisme
9)      Sikap Ksatria
10)  Kemampuan penguasaan ilmu dan teknologi


3.  Perguruan dan Pendidikan

a.       Mengembangkan Potensi Generan Muda

Di abad ke-20 yang mayoritas penghuni Bumi adalah generasi muda, memunculkan pertanyaan apakah generasi muda itu sudah mendapat kesempatan mengenyam pendidikan dan sampai manakah penyelenggaraan pendidikan formal dan non formal berperan bagi pembangunan?

Di negara-negara berkembang, penyelenggaraan pengembangan tenaga usia muda masih sulit dilakukan melalui pendidikan, sehingga selalu kekurangan untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan tertentu yang membutuhkan keahlian khusus maupun tenaga terampil berkualitas tinggi.

Berbeda dengan negara maju, seperti Amerika Serikat, yang melalui proyek bersama antara Institut Teknologi Maschussets (MIT) Universitas Oregon dan Universitas Carniege Mellon (CMU) pada tahun 1973 dapat menghasilkan lebih dari 2 lusin produk, 800 lapangan pekerjaan baru, dan hasil penjualan sebesar $46,5 juta. Para generasi muda di negara-negara maju didorong, dirangsang, dan dipacu untuk berlomba menciptakan suatu ide baru untuk diwujudkan sebagai sebuah barang dengan berorientasi pada teknologi mereka sendiri.

Di Indonesia sendiri pembinaan difokuskan kepada tingkat SLTP/SLTA, dengan cara penyelanggaraan lomba karya ilmiah oleh  lembaga ilmu pengetahuan Indonesia (LIPI).

b.      Pendidikan dan Perguruan Tinggi

Sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat menentukkan dalam proses pembangunan. Hal ini dikarenakan manusia bukanlah objek pembangunan saja melainkan juga sebagai subjek pembangunan. Disinilah terletak arti penting dari pendidikan sebagai upaya untuk terciptanya kualitas sumber daya manusia, sebagai syarat dalam pembangunan.

Indonesia sendiri menghadapi kenyataan untuk melakukan usaha keras, baru-baru ini sekitar 80% dari usia sekolah dasar dapat ditampung oleh fasilitas pendidikan dasar yang memadai. Tetapi masalah pendidikan bukan masalah pendidikan formal, tetapi pendidikan sendiri membentuk manusia yang membangun.
Indonesia sebagai negara Pancasila membutuhkan pandidikan yang berdasar dan bertujuan menurut Pancasila. Pendidikan lalu diarahkan kepada pembangunan, dan diharapkan penduduk Indonesia terbebas dari kemiskinan dan keterbelakangan. Untuk itu diperlukan perubahan mendasar dan mendalam akan hal persepsi, konsepsi, serta norma-norma kependidikan yang menyangkut Pancasila.


Untuk itu maka diperlukan adanya perubahan secara mendasar yang menyangkut persepsi, konsepsi dan norma kependidikan dalam kaitannya dengan cita-cita bermasyarakat pancasila. Sektor pendidikan sendiri termasuk sektor yang cukup pesat kemajuannya, pada saat ini sendiri sistem pendidikan mulai dikelola lebih terbuka dan memungkinkan adanta inovasi teknologi serta pekembangan dalam pendidikan lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Passive Voice & Causative Have // Bahasa Inggris Bisnis 2

Passive Voice          Passive voice  adalah bentuk kalimat dalam bahasa Ingris yang lebih menekankan terlaksananya kegiatan atau peri...